Jumat, 09 Oktober 2015

COC, game yang membuatmu SAKAU

Tahukah kamu bermain COC (Clash of Clans) bisa membuatmu SAKAU?
COC adalah sebuah pemainan strategi bergerak yang dikembangkan oleh Supercell dari Finlandia. Clash of Clans adalah sebuah game multiplayer online di mana pemain membangun komunitas, melatih pasukan, dan menyerang pemain lain untuk mendapatkan emas, elixir dan dark elixir, membangun pertahanan yang melindungi pemain dari serangan pemain lain, dan untuk melatih serta meningkatkan kemampuan maupun jumlah pasukan. Permainan ini juga dilengkapi kampanye pseudo di mana pemain harus menyerang serangkaian benteng desa milik goblin.
Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah berusia 12 tahun dilaporkan menghabiskan uang ibunya hingga 7.000 poundsterling atau sekitar Rp 135 juta hanya untuk bermain game Clash of Clans melalui perangkat genggamnya.
Sang ibu, Theresa Cox mengatakan bahwa selama anaknya, James, bermain game tidak ada peringatan soal biaya. "Saya pikir seharusnya ada semacam perlindungan," ujar Theresa, seperti dikutip dari laman Mirror, Kamis (4/9/2014).

"Sebelum Anda mengunduh game, pada jenis permainan in-app purchases - setiap kali Anda memainkannya memang harus menyetujui persyaratan terlebih dulu. Tapi tidak ada satu pun yang mengingatkan saya dengan situasi ini," kata Theresa.
Kepada Mirror, Theresa mengatakan bahwa dirinya terpaksa harus menjual mobilnya untuk membayar utang. Sementara James, merasa bingung dengan kejadian yang menimpanya ini.
"Aku bingung dengan apa yang telah terjadi. Aku tidak memiliki petunjuk," tandasnya. Berkaitan dengan hal tersebut, provider T-Mobile menuturkan bahwa pengembang gameSupercell harus bertanggung jawab atas penetapan biaya yang selama ini diberlakukan pada game besutannya, Clash of Clans.
Namun Supercell menolak untuk mengomentari hal tersebut, dan malah menyarankan pengguna untuk membaca kebijakan orangtua di situs resmi perusahaannya.
Kasus yang sama juga pernah menimpa seorang anak asal Ilfracombe, Inggris yang kecanduan game Xbox hingga menghabiskan hampir 3.000 poundsterling atau sekitar Rp 58 juta hanya untuk sebuah game, menggunakan kartu kredit keluarga.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Fenomena game Clash of Clans yang menjadi candu semua kalangan dan tak terbatas tingkat usia dan jenis kelamin ternyata ikut mengundang keprihatinan banyak pihak, tak terkecuali cendekiawan muda yang dikenal sebagai pakar otak, dr Taufik Pasiak.
Menurutnya, dr Taufik Pasiak menjelaskan bahwa keseringan bermain game dapat dipastikan akan memberi efek pada perilaku individu yang bersangkutan, yakni berupa perilaku adiksi atau ketergantungan terhadap permainan tersebut, maupun permainan sejenis lainnya.
"Efeknya adalah ketergantungan, seperti orang yang ketergantungan pada judi. Ketergantungan tersebut membuat otak akan memburu hal-hal dimaksud, sehingga mau tidak mau harus dipenuhi. Jika tidak, maka otak akan mengalami masalah," ujar pengajar pada Fakultas Kedokteran Unsrat Manado ini.
Ketergantungan terhadap permainan game CoC maupun sejenisnya, akan membuat individu dimaksud terisolasi dalam dunia virtual yang hanya terdiri dari dia dan manusia robot yang ada di computer.
"Untuk menyembuhkannya, tak bisa langsung tuntas. Tentu harus pelan-pelan menggantikan dengan game yang lebih edukatif, atau menyiapkan alternatif kegiatan untuk mengganti waktu yang dihabiskan bermain games," ujarnya menyarankan.
Satu dari sejumlah cara untuk menyembuhkan kecanduan games online tersebut adalah lewat terapi. Namun sayangnya terapi khusus untuk mengobati ketergantungan games online itu belum ada di Indonesia.
Namun demikian menurutnya, para pecandu games tersebut bisa menghilangkan kecanduannya dengan mengisi waktu dengan hobi lain yang lebih positif. Misalnya berolah raga sepak bola, membaca buku, ataupun menulis. (susanto amisan)
INI NIH TANDA-TANDA KECANDUAN MAIN GAMES
Game Clash of Clans (COC) kini tengah ramai dimainkan para pengguna android. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Seorang narasumber yang diwawancai Tribun grup, mengatakan bahkan telah menghabiskan uang hingga Rp 100 juta hanya untuk bermain game strategi perang tersebut. Lain lagi dengan Rico Hartono, seorang pegawai bank di Palembang rela mengeluarkan uang ratusan ribu dari kartu kreditnya untuk membeli gems. Hal ini lantaran dirinya ingin membuat perkampungannya menjadi lebih kuat. Uang yang dikeluarkannya masih jauh lebih kecil dibandingkan uang yang dikeluarkan teman keponakannya. Rico sempat terkejut ketika keponakannya menceritakan bahwa ada clasher (sebutan untuk pemain clash of clans) yang menghabiskan dana hingga Rp 100 juta dari kartu kredit ibunya. Hanya untuk membeli gems dari permainan COC.
Masalah kecanduan video game tidak sesederhana diartikan seperti bermain hingga lupa waktu atau hanya fokus menikmati video game dan lupa hal lain. Gamer yang kecanduan bermain game bisa menghabiskan waktu dua kali lipat dari gamer casual (24 jam seminggu) artinya lebih dari 48 jam perminggu hanya digunakan untuk bermain video game. -orang kerja kantoran saja seminggu cuma 40 jam perminggu smile emotikon.
CNN merilis sebuah artikel tentang kecanduan video game, dan di artikel diutarakan tentang 5 tanda-tanda utama dari kecanduan bermain video game:
1. Pola hidup terganggu dan tidak teratur. Contohnya adalah bermain game sepanjang malam dan tidur pada siang harinya, CNN pun menyatakan bahwa bila hal ini terus menerus maka perlu untuk mencari bantuan profesional.
2. Adanya potensi karena game orang itu bisa kehilangan pekerjaannya atau terancam berhenti putus sekolah agar bisa game.
3. Terus mencari rasa sensani. Seorang pecandu game harus bermain lebih lama dan lebih lama lagi untuk mendapatkan tingkat kenikmatan dan kepuasan dari game yang dimainkannya.
4. Menarik diri. Pecandu game menjadi mudah marah atau cemas ketika mereka memutuskan untuk berhenti bermain, atau ketika mereka dipaksa untuk berhenti bermain.
5. “Mengidam”. Pecandu game mengalami “ngidam”, atau kebutuhan untuk bermain game yang amat sangat. bisa dikatakan “sakau” main game. Rasanya sangat-sangat ingin dan terus kepikiran untuk bermain.
Ternyata kecanduan games ini membawa dampak buruk seperti halnya; mempunyai potensi lebih dari dua kali lipat untuk memiliki ADD / ADHD, terlibat ke perkelahian fisik, dan memiliki masalah kesehatan yang disebabkan oleh berjam-jam bermain games (misalnya, tangan dan pergelangan tangan sakit, kebersihan yang buruk, kebiasaan makan yang tidak teratur, dan kurang tidur).
Para gamer dalam sebuah penelitian menunjukkan kecanduan dengan gejala seperti mulai dari berbohong kepada keluarga dan teman-teman tentang berapa banyak waktu dan uang yang mereka gunakan untuk bermain game dan bermain video games untuk melarikan diri masalah mereka, dan menunjukan perilaku gelisah atau marah ketika mereka berhenti bermain.
Gejala lain dari kecanduan video game adalah menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk bermain video game dan meraskan sensasi “high“. Menurunnya rasa tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan seperti halnya pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan, kekawatiran yang berlebihan tentang game yang dimainkannya, banyak bepikir tentang games, mencoba untuk bermain lebih sedikit waktu dan terus gagal, dan mencuri games atau uang untuk bermain.
Sebenarnya bermain games bisa menghibur dan bisa jadi aktivitas refreshing tapi kalau bermain games membuat kualitas hidup kita menurun berarti ini sudah jadi hal yang salah dan sudah saatnya menjadi jalan untuk kembali sehat jiwa dan raga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar